2 min read

Catatan Laki-Laki yang Terjerumus

Saya tahu idol dari semenjak kuliah, tapi dulu masih sebatas tahu tak kurang tak lebih. Menjelang akhir kuliah tiba mulai tertarik ke idol lebih dalam, menonton acara-acara di internet, di tv, dan artikel-artikel yang di tersebar di forum atau website jejepangan.

Saat kerja untuk pertama kalinya saya mulai cukup rajin nonton vidio klip AKB, terima kasih kepada rekan kerja saya yang mengenalkan lebih dalam ke dunia idol, khususnya AKB48.

Sebagaimana laki-laki pada umumnya, saya gak bohong bahwa ketertarikan pertama kali ke AKB gegara vidio klip Heavy Rotation dan Everyday Kachusa ( entahlah saya nulis judul dengan benar atau tidak). Bagaimana tidak tertarik, konten vidio klip diisi oleh kumpulan gadis muda berparas cantik dibalut pakaian dalam atau bikini. Oke tulisan tadi membuat saya terlihat mesum.

Heave Rotation

Everyday Kachusa

Dari sana mulai kenal Nogizaka46 dan Keyakizaka46, dari segi grup Nogi terlihat lebih elegan dan Keyaki lebih cool. Itu dalam konteks grup, untuk individu gak jauh beda, masih suka poto-poto gravure yang riskan, silahkan googling Photobook Nagahama Neru dan Photobook Shiraisi Mai, beuh, mesti sering-sering istighfar.

Singkatnya dulu saya sekadar menikmati di layar kaca, entah itu tivi, monitor, atau hape. Tapi semua berubah semenjak akhir tahun lalu.

Di akhir Oktober di salah satu grup Telegram muncul obrolan terkait JKT48 Request Hour. Acara Request Hour sendiri emang acara rutin dari grup AKB48, acara tersebut semacam konser namun pilihan lagu yang ditampilkan tergantung hasil vote fans, biasanya diambil 100 besar. Nah, acara ini ternyata diadaptasi juga oleh idol cabang Jakarta.

Dari obrolan tersebut, terjadilah keputusan bahwa ayolah sekali-kali nonton secara live dan juga kebetulan waktu itu waktu dan biaya memungkinkan.

Singkatnya saya untuk pertama kalinya nonton idol secara live dan bonus bertemu teman lama saya yang dulu mengenalkan ke vidio-vidio AKB.

Setelah acara RH ( Request Hour ) selanjutnya adalah acara Handshake ituloh acara yang mau salaman aja bayar, suram. Nah di sana saya diajak lagi kali ini oleh orang yang berbeda namun dari grup telegram yang sama. Saya ditraktir bersalaman sama 3 member. Setelah acara salaman itu saya gak pulang tapi nginep di raja minyak yang ramnya 2 giga. Eh, besoknya pas mau pulang malah diculik ke theater dan itulah theater pertama saya. Cih, makin dijerumuskan.

Tahun 2018 rejeki saya ternyata ada di Jakarta alias saya pindah gawe ke Jakarta, duh Jakarta, kota yang ada “theater” nirfaedah. Dan selama di Jakarta ini si raja minyak ram 2 giga itu ditambah teman saya yang ketemu di acara RH pun ngajak theateran, dan dari Januari sampai Februari udah 3 kali. Udah macet-macetan, mahal, dan cuma bonus high five doang. Mending aing balik ke Bandung.

Intinya tolong lindungi hamba dari godaan-godaan di atas agar tak semakin tenggelam.