Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita membutuhkan alat yang hanya dibutuhkan saat itu saja, terkadang butuh tangga untuk ganti lampu, digunakan sekali lalu tersimpan kembali dalam gudang. Hal tersebut berlaku juga di dalam pekerjaan saya sehari-hari sebagai kuli coding, terkadang juga membutuhkan hal-hal sederhana seperti mengecek struktur json yang perlu
Sudah cukup lama tidak menulis di sini, terakhir 18 September 2025 curhat tentang pilihan mengambil kredit mobil. Tujuan awal saya membuat blog sedari dulu adalah untuk mencatat segala hal "permasalahan" yang dialami, khususnya dari pekerjaan saya, namun berhubung kondisi sedang baik-baik saja sehingga tidak banyak yang bisa ditulis
Beberapa waktu lalu saya membaca dan mendengar bahwa salah satu pilihan terbodoh adalah kredit mobil, pilihan yang baik adalah menabung sampai nominal yang diinginkan dan membeli secara cash. Saya sepakat akan hal itu, segala sesuatu akan lebih nyaman jika kita membayar secara tunai dan tanpa hutang. Tulisan ini akan terlihat
Saya bukan penggemar mock dalam testing sebenarnya, apalagi jika yang dites adalah fungsionalitas basis data. Iya, kalau saya buat CRUD dengan ORM, saya tes dengan memastikan datanya masuk ke dalam basis data, datanya yang disimpan benar, sehingga saya menghindari mock untuk kondisi seperti ini. Karena menurut saya tidak peduli fungsi
Disclaimer: Tulisan ini bukan saran finansial, tulisan ini hanya berbagi dari beragam cara yang sudah saya tempuh. Cara mencatat seperti ini yang paling cocok dengan sifat kami. Sudah lama saya ingin menulis ini, menulis tentang sebuah proses yang bagi saya adalah salah satu proses "keberhasilan" dalam mengelola pemasukan
Sering ada candaan, "Ngapain MongoDB, JSON/JSONB di Postgre cukup!" Oke, mari kita coba! Di PostgreSQL, ada tipe kolom json dan jsonb yang berfungsi untuk menerima dan menyimpan data dalam format JSON atau array JSON. Perbedaan yang cukup kentara antara keduanya adalah: * JSON: Menyimpan data persis seperti yang
Seperti yang saya tulis di tulisan saya sebelumnya, saat ini saya lebih banyak menulis kode dengan Go dan akhirnya berhasil mendapatkan feel menulis dengan type. Karena hal itu, akhirnya saya ingin mencoba kembali hal yang dulu sempat dicoba tapi berhenti karena menyebalkan — hal itu adalah Python dengan typehint. Typehint dan
Selama ini selama menggunakan Django saya terbiasa menggunakan dua cara ini, Save() atau Update() Save() Cara ini sepertinya paling umum digunakan: model = Model.objects.get(id=pk) model.fields = 'text' model.save() Cara ini mempunyai "efek samping" berupa: * Akan memanggil method clean() di model. * Akan memanggil
Tulisan ini bukan tentang membandingkan kedua bahasa seperti benchmark performa dan sejenisnya. Tulisan ini hanyalah catatan dari seseorang yang terbiasa menulis Python dan sekarang beralih ke Go. Typing Saya bisa dibilang seperti kebanyakan web programmer di Indonesia. Pekerjaan pertama saya adalah PHP – dan otomatis terpapar JavaScript – lalu dilanjutkan dengan Python.
Sudah tidak tahan ingin ikut berkomentar mengenai #KaburAjaDulu. Beberapa hari terakhir, tagar tersebut berseliweran di berbagai media sosial. Dari yang awalnya hanya muncul di kalangan tertentu, lalu meluas hingga dianggap tidak nasionalis—sungguh perjalanan tagar yang sangat jauh. Tapi saya di sini hanya ingin berkomentar: mengapa #KaburAjaDulu menjadi sangat dipermasalahkan,
Jika kita berbicara mengenai bahasa pemrograman populer yang dianggap ramah pemula, Python hampir selalu masuk dalam daftar. Struktur penulisannya yang sederhana, ekosistem yang luas, serta banyaknya tutorial yang tersedia menjadikannya pilihan yang baik bagi pemula. Namun, meskipun Python ramah pemula, pengelolaan paketnya sering kali membingungkan, bahkan bagi yang sudah berpengalaman
Walaupun dari awal saya membuat blog untuk kebutuhan pribadi sebagai tempat menampung segala macam permasalahan yang pernah saya alami, terkadang tetap muncul rasa penasaran: Ada nggak ya orang yang mampir ke blog ini? Tulisan apa saja yang paling banyak dikunjungi? Sebelumnya, saya menggunakan Google Analytics. Alasannya sederhana: saya sudah punya