3 min read

Micro : Terminal Base Text Editor

Bagi para pengguna Linux, saya rasa sudah tidak asing dengan terminal text editor yang namanya nano maupun vi, saya sendiri cukup sering menggunakan nano terutama saat perlu mengubah hal-hal kecil seperti typo di server, daripada buka server atau editor lebih cepat ssh lalu gunakan nano.

Selain nano dan vi ada juga yang jauh lebih powerfull yaitu emacs dan vim, dua hal ini bahkan sudah bukan sekadar terminal text editor lagi, tapi sudah bisa disebut IDE saya kira. Lalu beberapa waktu lalu di grup telegram Pegelinux saya mendapatkan informasi tentang terminal text editor lainnya, namanya Micro.

Pemasangan

Untuk pemasangannya bisa ditengok langsung di github wiki, di sana cukup dijelaskan cara pasang untuk beragam OS. Karena kebetulan saya pengguna Debian saya install dari source nya saja.

$curl -sL https://gist.githubusercontent.com/zyedidia/d4acfcc6acf2d0d75e79004fa5feaf24/raw/a43e603e62205e1074775d756ef98c3fc77f6f8d/install_micro.sh | bash -s linux64 ~/bin

Pda bagian linux64 ~/bin bisa disesuaikan dengan lokasi folder masing-masing.

 

Untuk tahu berhasil dipasang atau tidak buka terminal lalu ketikan micro, jika micro sudah terpasang maka terminal akan berubah menjadi “text editor”.

Selalu biasakan baca dokumentasi dan untuk tahu fitur-fitur lanjutan kita bisa memanfaatkan bantuan dari micro dengan menekan ctrl+g. Setelah menekan ctrl+g dan muncul kolom help, kita bisa mencari tahu fungsi tambahan dengan menekan ctrl+e lalu ketikan help fitur/fungsi. SIlahkan dilihat pada gif di bawah ini.

Key Binding & Mouse Support

Salah satu yang menjadi favorit di micro adalah keybinding atau shortcut nya mirip sebagaimana kita menggunakan editor lainnya, ctrl+a untuk seleksi semua, ctrl+c untuk salin, ctrl+v untuk tempel dan ctrl+s untuk simpan . Dengan begitu proses adaptasi menjadi mudah. Untuk keluar dari mode text editor bisa menggunakan ctrl+q.

Selain menggunakan shortcut untuk menyeleksi beberapa kata atau kalimat bisa menggunakan mouse juga.

Split Screen

Micro mendukung split screen yang memungkinkan membuka banyak berkas dalam satu terminal aktif. Saya memiliki 3 berkas : hello, hello2, dan hello3 dalam satu direktori yang sama. Pertama saya membuka berkas hello terlebih dahulu.

micro hello

Setelah terbuka tekan  ctrl+e dan ketikan vsplit nama berkas yang akan dibuka. Ada dua pilihan split screen; vsplit dan hsplit. Untuk lebih jelas bisa dilihat di gif di bawah ini.

Untuk berpindah screen yang aktif bisa menggunakan mouse saja.

Color Highlight

Micro juga sudah mendukung color highlight terutama saat membuka berkas seperti php, js, dan sejenisnya. Micro juga mendukung untuk menambahkan highlight untuk berkas yang baru. Saya mencoba menambahkan highlight untuk berkas .vue tapi gagal dan saya malas untuk nyari tahu kenapa gagalnya, Hhe.

Plugin Sistem

Tidak mau kalah, micro pun mendukung pemanfaatan plugin namun sayangnya jumlah pluginnya belum terlalu banyak, untuk mengetahui plugin yang tersedia bisa lihat di https://micro-editor.github.io/plugins.html

Tadi di atas fitur-fiturnya nah sekarang kekuranganya, kekurangan ini yang saya rasakan di laptop saya doang, jadi saya gak tahu kalau ternyata kekurangan yang saya alami malah tidak terjadi di orang lain.

Yang pertama adalah cukup sering nge-hang, misalnya saya buka berkas yang cukup besar dan dengan mouse saya mencoba menyeleksi beberapa blok tulisan, tiba-tiba saja ngehang dan mau tidak mau terminalnya harus dipaksa tutup.

Yang kedua adalah plugin yang masih sedikit, tapi yah kalau mau dan bisa silahkan berkontribusi untuk menambah plugin.

Kesimpulan

Bagi saya micro ini cocok dipasang di server yang jika sekali-kali diutuhkan untuk mengubah beberapa hal. Daripada menggunakan nano atau vi yang keybindingnya berbeda dengan editor pada umumnya, dengan  micro orang yang biasa menggunakan editor yang biasa tidak akan kaget. Tapi kalau mau digunakan untuk kebutuhan development saya sarankan menidng emacs atau vim, dan kalau perlu mungin pake editor aja pada umumnya, atom atau vscode mungkin bisa ditengok.